Khatulistiwahits, Kuching– Rahmat Sahbani, lulusan program studi Komputerisasi Akuntansi dari Universitas BSI Pontianak tahun 2014, kini memegang peranan penting sebagai staf di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kuching, Malaysia. Dalam perannya, Rahmat bertanggung jawab memastikan layanan keimigrasian bagi ribuan warga negara Indonesia (WNI) di wilayah Sarawak berjalan dengan baik dan efisien.
Sebagai staf bagian Fungsi Imigrasi di KJRI, Rahmat terlibat dalam berbagai kegiatan seperti penerbitan paspor, visa, serta berbagai dokumen keimigrasian yang dibutuhkan oleh WNI yang berada di Malaysia. Selain itu, ia juga turut berperan dalam membantu para tenaga kerja Indonesia yang menghadapi masalah hukum dan imigrasi.
“Pelayanan keimigrasian yang cepat dan tepat sasaran sangat penting bagi WNI yang tinggal di luar negeri. Saya merasa bangga bisa menjadi bagian dari KJRI dan berkontribusi langsung dalam mempermudah urusan keimigrasian mereka,” ujar Rahmat, saat diwawancarai melalui media sosial, (25/09/2024).
Pendidikan Universitas BSI Pontianak sebagai Bekal Penting
Rahmat mengakui bahwa pendidikan yang ia dapatkan dari Universitas BSI Pontianak sangat membantu dalam mempersiapkan dirinya menghadapi dunia kerja, khususnya dalam bidang administrasi publik dan pelayanan imigrasi. Pengetahuan dalam komputerisasi akuntansi yang ia pelajari selama kuliah menjadi modal penting dalam menjalankan tugas-tugas administrasi keimigrasian yang membutuhkan ketelitian, keteraturan, dan efisiensi dalam pengolahan data.
“Universitas BSI Pontianak memberikan saya fondasi kuat dalam hal keterampilan teknis dan kemampuan berpikir logis. Kemampuan ini sangat berguna dalam menjalankan tugas-tugas saya sehari-hari di KJRI, terutama dalam memastikan bahwa setiap layanan keimigrasian yang diberikan kepada WNI berjalan dengan lancar dan sesuai prosedur,” jelas Rahmat.
Lebih lanjut, Rahmat menyampaikan bahwa selama masa kuliahnya, Universitas BSI Pontianak tidak hanya mengajarkan aspek akademis, tetapi juga memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk mengembangkan kemampuan non-akademis melalui organisasi mahasiswa. Hal ini, menurut Rahmat, membantu membentuk dirinya menjadi seorang profesional yang siap menghadapi tantangan di dunia kerja.**