KhatulistiwaHits, Pontianak — Membuka akses mahasiswa ke jenjang pendidikan internasional merupakan langkah strategis dalam menyiapkan generasi muda yang kompetitif. Hal inilah yang menjadi dasar terselenggaranya seminar bertema “Peluang Karir dan Studi S2 di Luar Negeri” yang digelar Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) kampus Pontianak pada Jumat (4/7). Seminar ini merupakan kolaborasi antara UBSI dan Best Partner Education melalui program Best Partner Goes to Campus.
Mendorong Mahasiswa Menatap Dunia Lebih Luas
Dalam sambutannya, Muhammad Sony Maulana selaku Kaprodi Sistem Informasi UBSI kampus Pontianak menyampaikan bahwa mahasiswa tidak hanya dituntut untuk unggul secara akademik, tetapi juga perlu memiliki visi global.
“Di era digital ini, kampus tidak hanya menjadi tempat belajar teori, tetapi juga menjadi gerbang akses ke dunia global. Kami ingin mahasiswa UBSI melihat bahwa studi lanjut dan karir internasional bisa diraih, asal disiapkan dengan benar,” ujar Sonny.
Menurutnya, kegiatan seperti ini menjadi bagian penting dari proses pembinaan karir mahasiswa agar mampu melihat potensi luar negeri sebagai bagian dari perjalanan akademik maupun profesional mereka.
Menyiapkan Langkah Studi dan Karir Internasional
Materi inti disampaikan oleh Juan Claudion Han, Country General Manager Best Partner Education. Ia memaparkan jalur legal yang dapat ditempuh mahasiswa untuk melanjutkan studi ke luar negeri, khususnya Australia. Beberapa skema visa yang dijelaskan antara lain Student Visa Subclass 500, Graduate Visa Subclass 485, dan jalur Permanent Resident.
Baca juga: UBSI Kampus Pontianak dan Best Partner Education Jalin Kerja Sama Penguatan Akses Studi Global
Dalam pemaparannya, Juan juga menjelaskan bahwa mahasiswa internasional di Australia memiliki kesempatan untuk bekerja paruh waktu selama masa studi, serta peluang kerja penuh saat libur akademik. Kebijakan ini memberi ruang bagi mahasiswa untuk mendukung pembiayaan studi mereka secara mandiri.
Peserta seminar juga diberikan pemahaman tentang pentingnya kesiapan bahasa, dokumen pendukung, dan pemilihan program studi yang sesuai dengan kebutuhan industri global.(TRS)