KhatulistiwaHits, Pontianak — Melanjutkan pendidikan ke luar negeri kini tak hanya soal menempuh kuliah formal. Jalur kerja sambil belajar, termasuk skema Work and Holiday Visa (WHV), menjadi pilihan yang semakin diminati oleh generasi muda Indonesia. Melalui seminar yang digelar Universitas Bina Sarana Informatika (UBSI) kampus Pontianak bersama Best Partner Education pada Jumat (4/7), mahasiswa diperkenalkan pada beragam jalur alternatif yang legal dan realistis untuk membangun pengalaman internasional.
WHV Jadi Jalur Fleksibel bagi Lulusan Muda
Dalam sambutan pembuka, Muhammad Sony Maulana selaku Kaprodi Sistem Informasi UBSI kampus Pontianak mengingatkan pentingnya kesiapan mahasiswa dalam memahami peluang internasional secara konkret, tidak hanya sebagai wacana.
“Kami ingin mahasiswa UBSI tidak hanya bermimpi, tapi tahu jalannya. Mulai dari visa pelajar, kerja sambil studi, hingga WHV, semuanya jalur legal yang bisa diakses anak muda Indonesia,” ungkap Sony.
Materi disampaikan oleh Juan Claudion Han, yang menjelaskan secara rinci tentang WHV Subclass 462. Skema ini memungkinkan warga negara Indonesia berusia 18 hingga 30 tahun untuk tinggal dan bekerja di Australia selama 12 bulan. Program ini memberikan kesempatan bagi pemuda untuk memperoleh pengalaman kerja di sektor-sektor seperti pertanian, pariwisata, dan konstruksi.
Merintis Karir Global dari Pengalaman Kerja Lapangan
Dalam penjelasannya, Juan menyebutkan bahwa jalur WHV dapat menjadi langkah awal untuk masuk ke program studi lanjutan atau bahkan jalur karir jangka panjang di luar negeri.
“WHV itu jalur fleksibel. Bisa sambil kerja, sambil mengasah bahasa, sambil bangun koneksi. Nanti bisa lanjut ke visa pelajar atau graduate visa,” jelas Juan.
Baca juga: UBSI Kampus Pontianak Buka Wawasan Mahasiswa tentang Karir Profesional di Malaysia
Seminar juga mengajak peserta untuk memahami hak-hak pekerja di Australia, termasuk sistem kerja yang sehat seperti kebijakan Right to Disconnect yang memberi batasan komunikasi kerja di luar jam resmi.
Kegiatan ini tidak hanya memberi gambaran teknis pengurusan visa, tetapi juga membekali mahasiswa dengan informasi strategis tentang kesiapan pribadi, budaya kerja asing, dan adaptasi sosial selama tinggal di luar negeri.(TRS)