Example 160x600
Example 160x600
TeknologiNewsPendidikan

Badai Besar Tak Terjadi di Daerah Khatulistiwa, Ini Alasan Ilmiahnya

×

Badai Besar Tak Terjadi di Daerah Khatulistiwa, Ini Alasan Ilmiahnya

Sebarkan artikel ini
Badai Besar
Example 468x60

KhatulistiwaHits.com–Badai besar kerap terjadi di belahan Bumi baik belahan utara maupun belahan selatan, tetapi mengapa hampir tidak pernah terjadi di daerah lintasan khatulistiwa? Para ahli mengungkap ini disebabkan fenomena coriolis effect atau efek coriolis.

Badai merupakan fenomena alam yang merusak dan lazim terjadi di sejumlah negara. Sebut saja Amerika, punya Badai Katarina, Camilla, hingga Sandy. Negara tetangg Filipina, kerap dilanda berbagai macam badai, seperti Tropical Storm Megi, Typhoon Noru, Tropical Storm Ma-on, Typhoon Haiyan.

Bersyukur Badai Besar itu tak sampai melanda Indonesia

Badai di belahan Bumi utara selalu berputar berlawanan arah dengan jarum jam, sementara badai di belahan Bumi selatan berputar searah jarum jam. Keduanya disebabkan oleh efek coriolis.

Efek coriolis sendiri ditemukan oleh ahli matematika dari Prancis Gaspard-Gustave de Coriolis yang mempublikasikan temuannya ini pada abad 19. Dalam teorinya, Bumi diibaratkan seperti piringan hitam di meja putar, Bumi berputar dengan kecepatan yang berbeda di ekuator daripada di Kutub Utara.

El efek coriolis Dalam ilmu pengetahuan, istilah ini merujuk pada belokan yang dimiliki arus air dan udara di belahan bumi yang berbeda. Dikatakan bahwa badai dan angin topan berputar satu arah di belahan bumi utara dan sebaliknya di belahan bumi selatan.

Hal yang sama terjadi pada badan air dan bahkan fakta terkenal tentang kebalikan dari air toilet di belahan yang berbeda. Semua ini dikondisikan oleh efek coriolis.

Dikutip dari CNBC, Prinsip untuk setiap objek yang berputar atau berotasi adalah sama, yakni tepi luar selalu berputar lebih cepat daripada tepi bagian dalam. Bagi Bumi, tepian luarnya adalah ekuator atau garis khatulistiwa.

Badai Besar
Ilustrasi Efek Coriolis (Foto:meteorologiaenred)

Sebagai analogi, letakkan kelereng di tengah-tengah piring datar dan dorong kelereng itu ke tepi piring. Walhasil, kelereng akan bergerak dalam garis lurus selama piring itu diam.

Hal berbeda terjadi jika piring itu berputar; kelereng akan mengikuti garis melengkung saat bergerak dari tengah ke tepi. Begitu juga dengan angin yang lewat ke dan dari Kutub Utara dan Selatan serta khatulistiwa.

Dalam analogi lain, jika seseorang melempar bola sangat jauh dari Kutub Utara ke Pontianak, Kalimantan Barat, yang dilewat maka bola itu tidak akan bergerak dalam garis lurus.

Badai Besar
Efek Coriolis (Foto:meteorologiaenred)

Sebabnya, wilayah khatulistiwa bergerak lebih cepat daripada Kutub Utara. Bola pun akan berakhir di sebelah barat targetnya, mungkin di suatu tempat di Samudra Hindia.

Hal serupa juga akan terjadi di Belahan Bumi Utara jika seseorang melempar bola dari selatan ke utara. Bola tersebut hanya akan berakhir di sebelah timur sasaran yang dituju.

Fenomena inilah yang terjadi pada angin yang bergerak ke dan dari kutub. Di belahan Bumi utara, angin yang bergerak ke utara dialihkan ke timur, dan angin yang bergerak ke selatan dialihkan ke barat.Di belahan bumi selatan, angin yang bergerak ke arah ekuator akan bergerak ke timur, dan angin yang bergerak ke arah Kutub Selatan akan berbelok ke barat.

Ketika angin tersebut membawa air dan udara hangat, badai bisa tumbuh. Air hangat menguap dan naik, membentuk awan dan melepaskan panas ke udara. Saat udara naik, ia meninggalkan area bertekanan rendah di dekat permukaan air.

Jika awan terus menumpuk, badai petir akan terbentuk, dan area bertekanan rendah itu bisa menjadi lebih intens, menarik lebih banyak udara lembap ke arahnya dan terus meningkatkan badai.

Di sinilah efek Coriolis berperan. Jika tidak ada efek Coriolis, udara akan mengalir begitu saja ke pusat tekanan rendah, “karena alam membenci ruang hampa, dan area bertekanan rendah adalah ruang hampa parsial,” kata Chris Landsea, seorang Ilmuwan dan Petugas Operasi di National Hurricane Center.

“Tetapi karena Coriolis bekerja di atasnya, ketika angin mulai bergerak ke arah area bertekanan rendah, mereka dialihkan, dan mulai berputar ke tengah, sehingga membutuhkan waktu lebih lama untuk mengisi area bertekanan rendah,” lanjutnya.

Lihat Juga :Hujan Deras dan Air Pasang Sungai Kapuas Akibatkan Sejumlah Kawasan Pontianak Terendam Banjir

Meskipun bagi sebagian orang efek tersebut bukan penyebab utamannya,gaya coriolis adalah sesuatu yang sangat penting.Efek coriolis juga memiliki dampak selain kepada cuaca serta banyak fenomena di Bumi. Ini adalah hal penting yang perlu diingat saat merencanakan rute udara untuk penerbangan komersial.(**KH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *