Khatulistiwahits, Pontianak–Keluarga besar ‘Wong Kito Galo’ yang merupakan perkumpulan orang rantau yang berasal dari daerah Sumatera Selatan, melakukan kegiatan silaturrahmi keluarga di Kampung Caping Pontianak, Minggu (24/09/2023).
Kegiatan rutin bulanan yang dikemas dalam bentuk arisan keluarga ini menyatukan seluruh orang perantauan dari daerah provinsi Sumatera Selatan yang ada di Kota Pontianak dan sekitarnya.
Perantauan yang berasal dari Kota Palembang, Lubuk linggau, Lahat, Baturaja, Muara Enim, Ogan Ilir dan berbagai daerah wilayah Sumsel lainnya, menyatu tanpa memandang status sosial dan jabatan dalam sebuah perkumpulan keluarga Wong Kito Galo.
Seperantauan Keluarga Besar ‘Wong Kito Galo’
Menurut Ketua Keluarga Besar Wong Kito Galo, Irwan Junaidi, kegiatan rutin bulanan ini merupakan kegiatan berkumpulnya para perantauan Sumsel yang ada di Kota Pontianak, Kubu raya, dan ada juga dari daerah Jungkat Mempawah.
“Kegiatan ini merupakan cara kita menjalin silaturrahmi tanpa memandang status sosial, jabatan, merasakan dalam satu ikatan keluarga Wong Kito Galo”, kata Irwan.
Kegiatan silaturrahmi ini diisi dengan kegiatan membaca Surah Yasin bersama, menyampaikan Do’a bagi pendahulu dan mendoakan kesehatan dan keberkahan bagi seluruh keluarga besar. Kemudian dilanjutkan dengan acara “bincang kudai” antar saudara seperantauan, baik Bapak-bapaknya maupun Ibu-Ibunya. Dan rangkaian acara ditutup dengan makan bersama sebagai wujud rasa syukur dapat bersilaturrahmi sesama perantauan.
“Terus jalin silaturrahmi dengan seperantauan, saling mengikat dalam sebuah ikatan Keluarga Besar Wong Kito Galo”, tutup Irwan.
Berbagai rencana kegiatan selanjutnya selalu dimusyawarahkan kepada seluruh anggota keluarga besar WKG, ini merupakan cerminan dari petuah adat yang biasanya selalu diberi pengayoman oleh para tetua atau yang dituakan.
Baca Juga:15 Pantai Eksotis di Pulau Kalimantan Yang Wajib Dikunjungi
Kak Nursyiwan selaku yang dituakan selalu memberi masukan dan mengayomi para seluruh keluarga besar WKG. “kito disini semua dalam ikatan silaturrahmi, jangan ado yang meraso kecik, tesinggung, dan marah, selalu dalam candaan keluarga dan saling nasehat menasehati”, kata Kak Nursyiwan dengan logat Palembangnya.
Sesi terakhir ditutup dengan foto bersama sebagai wujud satu keluarga besar Wong Kito Galo.
Semoga ikatan silaturrahmi Keluarga Besar Wong Kito Galo ini selalu diberi keberkahan dan selalu menjadi tempat berbagi dan berkumpul bagi perantauan Sumsel yang ada di Pontianak dan sekitarnya bahkan di Kalbar umumnya.(KH)