Example 160x600
Example 160x600
Inspirasi

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Dimata Generasi Milenial

×

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW Dimata Generasi Milenial

Sebarkan artikel ini
Peringatan Maulid Nabi
ramadan kareem and happy eid mubarak background vector illustration
Example 468x60

Khatulistiwahits–Peringatan maulid nabi merupakan wujud dari kegembiraan dan kecintaan kepada Rasulullah SAW. Sosok yang menjadi uswatun hasanah (teladan terbaik) bagi seluruh umat.

Di dalam surat al-Ahzab ayat 21, dijelaskan bahwa Nabi Muhammad saw adalah panutan terbaik bagi orang yang ingin mendapatkan ridha Allah ta’ala serta menggapai kebahagiaan akhirat.

Imam Ibnu Katsir (774 H) dalam kitab Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan bahwa ayat di atas merupakan pijakan utama untuk mencontoh dan mengikuti Nabi Muhammad saw. Karena itu, memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW menjadi momen untuk meneguhkan sikap dan komitmen kita bersama mengikuti akhlak mulianya. Baik dalam rangka beribadah kepada Allah ta’ala, ataupun akhlak berhubungan dengan sesama makhluk-Nya.

Bagi generasi millenial, pesan mulia Nabi Muhammad SAW beserta kehidupan beliau adalah sumber inspirasi yang tak pernah kering digali. Wasiat-wasiat kenabian dapat menjadi petunjuk hidup di tengah masyarakat mutakhir saat ini. Terlebih di tengah kepungan kemajuan teknologi dan media sosial.

Teladan Akhlak Mulia Sebagai Hikmah Peringatan Maulid Nabi

Diera digital saaat ini penggunaan media sosial sangatlah terbuka dan cenderung mengkhawatirkan. Perbedaan pandangan dan pemahaman agama dapat menyulut ujaran kebencian dan permusuhan. Bahkan, oleh sebagian kalangan, teror disebar luaskan atas nama agama.

Radikalisme dan kekerasan yang diusung oleh sebagian orang merupakan nestapa yang harus menjadi pelajaran bersama. Dakwah harus disampaikan dengan hikmah dan akhlak. Sebagaimana dakwah Nabi Muhammad SAW, para sahabat, dan generasi setelahnya.

Dalam berdakwah, Rasulullah SAW mendahulukan prinsip kasih sayang. Tidak lain karena, Nabi Muhammad diutus ke muka bumi ini sebagai rahmat bagi semesta alam. Dengan cara ini, dakwah berjalan efektif serta dapat memberikan kesadaran dan pencerahan umat.

Hakikatnya, dakwah adalah menyeru dan mengajak umat manusia untuk menjadi lebih baik. Maka dari itu, dalam penyampaiannya juga harus dengan cara yang bijak dan bermartabat. Allah ta’ala berfirman:

ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ (النحل: 125)

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pengajaran yang baik, dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk.” (Q.S. al-Nahl: 125)

Ayat di atas merupakan pondasi berdakwah dengan menggunakan hikmah dan pengajaran dengan cara yang santun dan baik. Antara lisan dan perbuatan harus sejalan dan tidak menimbulkan kesalah pahaman yang kontradiktif.

Islam tidak mengajarkan dakwah yang kasar karena justru akan bertolak belakang dengan esensi dakwah. Lemah lembut merupakan salah satu akhlak yang diajarkan oleh Islam.

Sebagaimana termaktub dalam hadis shahih yang diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud (202-275 H) dalam kitab Sunan Abi Dawud:

عَنْ عَائِشَة رَضِيَ الله عَنْهَا قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى الله عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا عَائِشَة عَلَيْكِ بِتَقْوَى الله وَالرِّفْق فإن الرِفْقَ لَمْ يَكُنْ فِيْ شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا زَانَهُ، وَمَا نُزِعَ مِنْ شَيْءٍ قَطُّ إِلَّا شَانَهُ (رواه أبو داود)

Artinya: Diriwayatkan dari Sayidah ‘Aisyah ra, Rasulullah saw berkata: “Wahai ‘Aisyah, bertakwalah kepada Allah dan bersikaplah lemah lembut. Sesungguhnya lemah lembut tidak berada pada sesuatu perkara kecuali menghiasinya. Dan tidaklah tercabut darinya, kecuali akan membuat sesuatu itu menjadi buruk.” (H.R. Abu Dawud)

Karakter dan kepribadian Nabi Muhammad SAW tak diragukan lagi. Nabi merupakan sosok ideal yang menjadi panutan, tak terkecuali dalam mensyiarkan kebenaran Islam.

Dalam banyak riwayat hadis, Nabi Muhammad SAW menegaskan bahwa tujuan kerisalahan beliau adalah untuk menyempurnakan akhlak. Dengan sikapnya yang ramah dan penuh kasih sayang, Beliau mampu memikat orang-orang di sekitarnya, baik kawan maupun lawan.

Keberhasilan dakwah Nabi Muhammad SAW dapat kita rasakan hingga hari ini, di mana Islam mampu menembus seluruh pelosok dunia. Dakwah Rasulullah dengan menggunakan akhlak mulia, bukan dengan pemaksaan dan kekerasan.

Generasi muda muslim sebagai salah satu penentu wajah Islam di masa yang akan datang mesti memahami hal ini. Wajah Islam akan terpancar jika didakwahkan dengan akhlak mulia.

Baca Juga:8 Hal Baru Tentang Inovasi Intel Terungkap di Intel Innovation 2023

Di sinilah relevansi sikap Rasulullah saw harus diteladani. Sikap Rasulullah saw dalam mendakwahkan Islam harus kita jadikan rujukan. Demi keharmonisan dan keutuhan umat Islam dan umat beragama lain. Jangan sampai umat terkoyak-koyak dengan berbagai hasutan yang mengarah pada kebencian. Apa jadinya bangsa Indonesia ini jika umat beragama hidup dalam ketidak harmonisan.

Oleh karena itu, generasi muda muslim harus berada di garda terdepan. Momentum peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW harus dijadikan pondasi untuk meneguhkan kembali komitmen mencontoh perilaku Rasulullah.

Dengan semangat ini, kita berharap dapat menebar dakwah Islam dengan penuh kedamaian. Keluhuran akhlak Rasulullah SAW mesti tercermin dalam sikap genersi muda sekarang. Baik di media sosial, atapun dalam kehidupan nyata bersosial. Dengan upaya ini, kita berharap Islam benar-benar menjadi rahmat bagi semesta alam.

Tanamkanlah rasa cinta kepada Nabi Muhammad SAW dengan memperbanyak sholawat. Awali segala kegiatan yang kita lakukan dengan sholawat. Karena dengan sholawat, hidup kita Insya Allah akan lebih mudah. Wallahu A’lam.(KH**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *