Example 160x600
Example 160x600
Berita

Puncak Hari Kebaya Nasional 2024: Mengukir Keberanian dan Kekuatan Perempuan

×

Puncak Hari Kebaya Nasional 2024: Mengukir Keberanian dan Kekuatan Perempuan

Sebarkan artikel ini
Hari kebaya
src img: news.detik.com
Example 468x60

Khatulistiwahits.com–Pada tanggal 24 Juli 2024, Presiden Jokowi Dodo Dan Ibu Negara Iriani Jokowi menghadiri acara puncak di Istora Senayan, Dan menjadi saksi perayaan perdana Hari Kebaya Nasional.

Acara ini dihadiri oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Ibu Negara Iriana, yang turut mendukung terselenggaranya acara yang sarat budaya ini. Pada kesempatan ini, Iriana memperoleh Penganugerahan Ibu Bangsa dari Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) sebagai bentuk penghargaan atas kontribusinya dalam pemberdayaan perempuan.

Penetapan Hari Kebaya Nasional 2024

Hari Kebaya Nasional resmi ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres) No. 19 Tahun 2023. Penetapan ini didasarkan pada kebaya sebagai salah satu aset budaya yang memiliki nilai sejarah tinggi. Saat Kongres KOWANI X tahun 1950, yang dihadiri oleh Presiden RI Pertama, Soekarno, semua peserta yang hadir menggunakan kain kebaya. Pada saat itu, Soekarno menekankan pentingnya peran perempuan dalam revolusi dan pembangunan bangsa.

KOWANI sebagai penyelenggara acara puncak peringatan Hari Kebaya Nasional 2024, ingin kebaya menjadi simbol pemberdayaan dan perjuangan perempuan. Lewat kebaya, tidak hanya budaya yang dilestarikan namun juga keberlangsungan dampak bagi industri dan usaha yang beririsan dengan perempuan. “Ini merupakan jalan panjang dan pekerjaan rumah kita bersama dalam pelestarian identitas budaya bangsa. Kita juga membawa kebaya sebagai warisan budaya ke UNESCO melalui joint nomination bersama beberapa negara anggota ASEAN lainnya seperti Brunei Darussalam, Thailand, Singapura, dan Malaysia,” jelas Ketua Umum KOWANI, Giwo Rubianto Wiyogom.

Baca juga: Link download Logo Resmi Hut Ri Ke-79

Sebanyak 9.250 perempuan berkebaya ikut memeriahkan acara ini. Beberapa di antaranya merupakan organisasi yang ikut aktif menyuarakan soal kebaya seperti OASE Kabinet Indonesia Maju (KIM) yang dipimpin Iriana Jokowi, Cahaya Ladara Nusantara (CLN) yang dipimpin Nanny Hadi Tjahjanto, hingga komunitas seperti Kebaya, Kopi, dan Buku (KKB). Turut hadir pula peserta dari negara-negara Asia Tenggara.

Tema “Lestarikan Budaya dengan Bangga Berkebaya” diangkat pada peringatan Hari Kebaya Nasional perdana. Harapannya, kebaya menjadi warisan budaya yang menyimbolkan perjuangan, kesetaraan, dan pemberdayaan perempuan. “Dengan menggunakan kebaya, kita juga jadi agen perubahan dalam ekonomi,” tambah Giwo.

Berbicara soal kaitan kebaya dan ekonomi, desainer kebaya ternama, Anne Avantie, menjelaskan bahwa ada berbagai sosok yang terlibat di balik kehadiran sebuah kebaya. Sosok-sosok itulah yang turut menjadi penggerak ekonomi dan memberdayakan perempuan. “Ada tukang bordir, ada tukang jahit, ada pembuat aksesoris, ada pembatik, ada penenun. Semua ini adalah bagian dari ekosistem kebaya yang mendukung perekonomian dan pemberdayaan perempuan,” jelas Anne.

Selain itu, acara ini juga menampilkan delapan koleksi kebaya milik Tien Soeharto yang dipamerkan sebagai bagian dari upaya melestarikan warisan budaya. Koleksi ini menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung yang ingin melihat keindahan dan keunikan kebaya dari masa ke masa.

Puncak acara Hari Kebaya Nasional 2024 ini tidak hanya menjadi ajang perayaan budaya, tetapi juga momentum untuk mengingatkan pentingnya peran perempuan dalam pembangunan bangsa. Dengan kebaya sebagai simbol, diharapkan perempuan Indonesia semakin berdaya dan mampu berkontribusi lebih besar dalam berbagai bidang kehidupan.

(imam)