Khatulistiwahits — Cognition Labs, sebuah startup berbasis di Amerika Serikat, telah menggebrak pasar dengan merilis Devin, model kecerdasan buatan (AI) yang dianggap mampu mengubah lanskap profesi programmer. Diperkenalkan melalui platform resmi mereka, Cognition Labs membanggakan kemampuan Devin dalam menyelesaikan tugas-tugas teknis yang kompleks, bahkan menghadirkan pertanyaan besar: Apakah posisi programmer manusia akan tergantikan oleh AI?
Devin diperkenalkan sebagai “programmer pertama” oleh Cognition Labs. Menurut informasi yang diterbitkan di situs resmi mereka, Devin telah melewati serangkaian uji teknis dari perusahaan-perusahaan AI terkemuka dan bahkan berhasil menyelesaikan proyek-proyek nyata di platform Upwork.
Baca juga : Kampus Digital Bisnis UNM Ajak Generasi Muda Mengenal Artificial Intelligence (AI)
Alat AI ini dilengkapi dengan antarmuka sendiri, editor kode, dan peramban yang memungkinkannya menyelesaikan tugas-tugas teknis yang kompleks seperti pembangunan proyek pemrograman dari awal hingga akhir, pembuatan situs web dan aplikasi, serta pelatihan dan penyetelan model AI-nya sendiri.
Cognition Labs Luncurkan Devin, AI yang Mampu Coding
Salah satu hal yang menarik dari Devin adalah kemampuannya belajar menggunakan teknologi yang tidak dikenal, menemukan dan memperbaiki bug dalam kode, serta berkontribusi pada repositori open source dan production repositories. Cognition Labs bahkan mengklaim bahwa Devin telah mencetak skor yang mengesankan dalam benchmark coding SWE-Bench.
Meskipun klaim ini menjanjikan, masih ada banyak pertanyaan yang mengemuka, terutama seputar peran manusia dalam industri pengembangan perangkat lunak. Apakah kemampuan AI seperti Devin akan menggantikan posisi programmer manusia? Apakah kita akan melihat pengurangan jumlah pekerjaan di bidang ini karena adopsi teknologi ini?
Baca juga : Artificial Intelligence, Antara Manfaat Dan Ancaman
Tentu saja, hal ini memunculkan berbagai pendapat dari para ahli. Ada yang percaya bahwa meskipun AI seperti Devin mungkin dapat menangani tugas-tugas teknis tertentu, tetapi kecerdasan emosional, kreativitas, dan konteks manusia tetap tak tergantikan dalam pembangunan perangkat lunak. Namun, ada juga yang khawatir bahwa dengan kemampuan AI yang semakin canggih, lapangan kerja bagi programmer manusia bisa terancam.
Meskipun begitu, perlu diingat bahwa klaim dari Cognition Labs belum dapat diverifikasi secara independen oleh publik. Saat ini, belum ada laporan teknis rinci yang dirilis oleh perusahaan mengenai model AI ini. Namun demikian, terobosan ini menunjukkan kemajuan yang signifikan dalam pengembangan teknologi kecerdasan buatan.