Example 160x600
Example 160x600
Inspirasi

Inspirasi Jum’at: Meneladani Sifat Jujur dan Berkata Benar Rasulullah SAW

×

Inspirasi Jum’at: Meneladani Sifat Jujur dan Berkata Benar Rasulullah SAW

Sebarkan artikel ini
Meneladani Sifat Jujur
Foto: Masjid Agung As-salam Kota Lubuk Linggau
Example 468x60

Khatulistiwahits–Meneladani sifat jujur dan berkata benar Rasulullah SAW, dapat kita amalkan dalam kehidupan sehari-hari.

Teladan dari Rasulullah SAW dapat menuntun kita ke jalan kebenaran, menuntun kepada hidup yang tenteram dan damai, menuntun kepada kondisi sosial yang lebih baik.

Hikmah mengenai teladan dan contoh yang baik pada diri Nabi Muhammad SAW, Allah SWT berfirman dalam surat al-Ahzab Ayat 21:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا

Artinya, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

Meneladani Sifat Jujur dan Berkata Benar Rasulullah SAW

Di antara teladan dan uswatun hasanah Nabi Muhammad SAW yang perlu kita contoh adalah sifat jujur beliau. Berikut beberapa penjelasan tentang sifat Rasulullah SAW yang berhasil dirangkum dari berbagai sumber sebagai bahan inspirasi.

Sebagaimana kita ketahui, sebelum Islam didakwahkan oleh Rasulullah, kaum Quraisy menjuluki Nabi Muhammad sebagai al-Amin yang artinya orang yang dapat dipercaya.

Pribadi Rasulullah SAW adalah seorang yang memiliki sifat jujur bahkan jauh sebelum menjadi seorang nabi sekaligus rasul. Dari sifat kejujurannya itu, beliaupun mendapatkan predikat baik dari masyarakat di sekitarnya.

Sosok Muhammad muda sering mengikuti pamannya, Abdul Muthalib untuk berdagang ke negeri Syam. Dalam beberapa kitab sejarah yang mengisahkan perjalanan hidup Muhammad, beliau merupakan sosok yang jujur dalam berniaga, tidak pernah menipu pembeli maupun orang yang menjadi majikannya, tidak pernah mengurangi timbangan apalagi melakukan sumpah palsu.

Dikisahkan bahwa suatu hari Nabi Muhammad pernah berselisih paham dengan salah seorang pembeli ketika berdagang di negeri Syam. Perselisihan ini disebabkan karena kondisi barang yang dipilih oleh pembeli, sehingga ia berkata kepada Nabi Muhammad, “Bersumpahlah demi Lata dan Uzza!” Muhammad menjawab, “Aku tidak pernah bersumpah atas nama Lata dan Uzza sebelumnya.”

Selain Rasulullah SAW sebagai pribadi yang jujur, beliau juga mengajak dan menasehati kepada kejujuran. Beliau menjelaskan bahwa kejujuran itu akan menunjukkan pada kebaikan yang ujungnya surga. Kejujuran merupakan sebuah karakter tulus dan murni dalam diri seseorang serta perlu dibiasakan.

Rasulullah SAW pernah bersabda:

عَلَيْكُمْ بِالصِّدْقِ فَإِنَّ الصِّدْقَ يَهْدِي إِلَى الْبِرِّ وَإِنَّ الْبِرَّ يَهْدِي إِلَى الْجَنَّةِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَصْدُقُ وَيَتَحَرَّى الصِّدْقَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ صِدِّيقًا وَإِيَّاكُمْ وَالْكَذِبَ فَإِنَّ الْكَذِبَ يَهْدِي إِلَى الْفُجُورِ وَإِنَّ الْفُجُورَ يَهْدِي إِلَى النَّارِ وَمَا يَزَالُ الرَّجُلُ يَكْذِبُ وَيَتَحَرَّى الْكَذِبَ حَتَّى يُكْتَبَ عِنْدَ اللَّهِ كَذَّابًا

Artinya, “Kalian harus berlaku jujur, karena kejujuran itu akan membimbing kepada kebaikan. Dan kebaikan itu akan membimbing ke surga. Seseorang yang senantiasa berlaku jujur dan memelihara kejujuran, maka ia akan dicatat sebagai orang yang jujur di sisi Allah. Dan hindarilah dusta, karena kedustaan itu akan menggiring kepada kejahatan dan kejahatan itu akan menjerumuskan ke neraka. Seseorang yang senantiasa berdusta dan memelihara kedustaan, maka ia akan dicatat sebagai pendusta di sisi Allah.” (HR. Al-Bukhari).

Ketika kita meneladani serta mengamalkan sifat jujur Rasulullah SAW, maka orang-orang di sekitar kita akan mengenal kita sebagai orang yang jujur. Dengan kejujuran, tidak akan ada rasa curiga satu sama lain yang menimbulkan permusuhan. Selain itu, Rasulullah juga menjanjikan orang yang berlaku jujur akan meraih surga.

Rasulullah SAW bersabda:

  اِضْمَنُوْا لِيْ سِتًّا مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَضْمَنْ لَكُمُ الْجَنَّةَ اُصْدُقُوْا إِذَا حَدَّثْتُمْ وَأَوْفُوْا إِذَا وَعَدْتُمْ وَأَدُّوْا إِذَا ائْتُمِنْتُمْ وَاحْفَظُوْا فُرُوْجَكُمْ وَغُضُّوْا أَبْصَارَكَمْ وَكُفُّوْا أَيْدِيَكُمْ

Artinya, “Berikan kepadaku enam jaminan niscaya kujamin kalian dapat meraih surga, yaitu jujurlah kalian ketika bicara, tepatilah ketika kalian berjanji, tunaikanlah ketika kalian mendapat amanat, pelihara kehor­matan kalian, tutuplah pandangan kalian dan tahanlah tangan-tangan kalian.” (HR. Ahmad).

Nabi Muhammad SAW juga menjelaskan bahwa kejujuran dapat menjadikan jiwa tenang dan tidak gelisah. Di sisi lain, kebohongan justru membuat jiwa menjadi gelisah karena selalu khawatir kebohongannya terungkap. Oleh sebab itu, orang yang berbohong tidak jarang melakukan kebohongan kedua untuk menutupi kebohongan pertama, hingga seterusnya.

Rasulullah SAW pernah bersabda:

دَعْ ما يُريبُكَ إلى ما لا يُريبُكَ فإنَّ الصدقَ طُمأنينةٌ وإنَّ الكذبَ رِيبَةٌ

Artinya: “Tinggalkan dan beralihlah dari sesuatu yang meragukanmu kepada sesuatu lain yang tidak meragukanmu. Sungguh kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedang dusta menggelisahkannya” (HR. al-Tirmidzi).

Semoga kita semua dapat meneladani sifat jujur dan berkata benar Rasulullah SAW, sehingga kita menjadi golongan orang yang dapat dipercaya. Selain itu, sifat jujur juga sangat mulia di hadapan Allah, sehingga apabila kita menjadi pribadi yang jujur, semoga kelak kita dapat masuk kepada surganya Allah SWT, وَاللهُ أَعْلَمُ بِالصَّوَابِ. (**)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *